
5, Jul 2025
Bikin Kesal, Pempek Palembang Dibandingkan dengan Seblak: Perdebatan Kuliner yang Tak Pernah Usai
Dalam dunia kuliner Nusantara, perdebatan soal makanan favorit sering kali memicu diskusi seru hingga berujung kesal-kesalan antar penggemar. Salah satu perdebatan yang sedang hangat adalah antara pecinta Pempek Palembang dan para penggemar Seblak — dua makanan yang sama-sama legendaris tapi punya karakteristik dan sejarah yang sangat berbeda.
Pempek, makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu, dikenal dengan tekstur kenyal dan cita rasa asam dari cuko yang khas. Sementara Seblak, yang berasal dari Bandung, memiliki ciri khas rasa pedas dengan bahan utama kerupuk basah yang dimasak bersama aneka sayuran dan protein seperti telur dan bakso.
Namun, beberapa waktu belakangan, fenomena “pempek dibanding-bandingkan dengan seblak” mulai muncul di media sosial dan percakapan sehari-hari, yang ternyata cukup membuat fans pempek merasa kesal. Mengapa? Karena dibandingkan dengan seblak, pempek kerap dianggap “kurang keren” atau “terlalu tradisional” oleh sebagian orang.
Apa yang Bikin Kesal?
Para pencinta pempek merasa kalau perbandingan ini seperti meremehkan warisan budaya yang telah ada selama berabad-abad. Pempek bukan hanya soal rasa, tetapi juga simbol sejarah dan identitas masyarakat Palembang yang kaya akan tradisi.
“Pempek itu makanan legenda, punya cerita panjang dan cara pembuatan yang penuh seni. Dibanding-bandingkan sama seblak yang tren dadakan, rasanya kurang adil,” ujar Sari, seorang warga Palembang yang sudah mewarisi resep pempek turun-temurun dari keluarganya.
Di sisi lain, penggemar seblak menganggap makanan mereka adalah sajian modern yang terus berinovasi dan cocok dengan lidah generasi muda yang doyan pedas dan variatif.
Perbedaan yang Tak Bisa Disamakan
Pempek dan seblak memang dua kuliner yang berbeda dari segi bahan, cara masak, dan rasa. Pempek lebih menonjolkan tekstur kenyal dan rasa asam manis dari cuko, sedangkan seblak mengandalkan sensasi pedas dan gurih dengan tekstur kerupuk yang kenyal-basah.
Membandingkan keduanya sebenarnya seperti membandingkan apel dan jeruk: sama-sama buah, tapi rasanya dan cara menikmatinya sangat berbeda. Keduanya punya tempat dan penggemarnya masing-masing.
Menikmati Tanpa Harus Membandingkan
Daripada terus memperdebatkan mana yang lebih baik, sebaiknya kita nikmati keunikan masing-masing kuliner Indonesia ini. Pempek mengajarkan kita menghargai tradisi, sementara seblak menunjukkan bagaimana inovasi bisa menciptakan tren baru.
Kuliner Nusantara memang kaya dan beragam. Mari rayakan perbedaan itu tanpa harus menjatuhkan satu sama lain. Karena pada akhirnya, yang terpenting adalah bagaimana makanan itu bisa menyatukan kita lewat rasa dan cerita.
- 0
- By riana