
2, Agu 2025
Wanita Ini Raup Cuan Berawal dari Kesukaannya pada Makanan Khas Thailand
Awalnya hanya sekadar hobi mencicipi makanan khas Thailand. Tapi siapa sangka, dari ketertarikan sederhana itu, seorang wanita asal Yogyakarta, Rahma Intan Pratiwi, kini berhasil mengubah kecintaannya terhadap kuliner Negeri Gajah Putih menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
Dengan bendera bisnis “Sawadee Thai Food”, Rahma kini dikenal sebagai salah satu pelaku usaha kuliner rumahan yang sukses menyajikan cita rasa otentik Thailand di tengah selera lokal Indonesia.
Cinta Pertama dari Sebungkus Tom Yum
Perjalanan Rahma dimulai sekitar tahun 2018 ketika ia dan suaminya melakukan perjalanan ke Bangkok. Di sana, ia pertama kali mencicipi Tom Yum Goong asli di sebuah warung kecil dekat Chatuchak Market. Rasanya yang pedas, asam, dan kaya rempah meninggalkan kesan mendalam.
“Saya langsung jatuh cinta. Rasanya berbeda dari yang pernah saya makan di restoran Thailand di sini. Ada sesuatu yang bikin nagih,” kenangnya saat ditemui di dapur kecilnya yang kini sibuk setiap sore.
Sepulang dari liburan itu, Rahma mulai bereksperimen di dapur. Ia mencoba berbagai resep dari internet, video masak Thailand, bahkan mengimpor beberapa bumbu asli seperti nam prik pao dan fish sauce dari luar negeri.
Dari Instagram ke Dapur Komersial
Awalnya, ia hanya memasak untuk keluarga dan teman dekat. Namun karena banyak yang ketagihan, Rahma mulai mengunggah hasil masakannya di Instagram. Responnya di luar dugaan. Banyak yang bertanya, “Bisa pesan nggak?” atau “Bisa buka pre-order?”
Dengan modal Rp 2 juta, ia membuka sistem pre-order seminggu sekali. Menu pertama yang ditawarkan adalah Pad Thai, Tom Yum, dan Mango Sticky Rice. Semua ia masak sendiri, dari dapur rumah.
Kini, Sawadee Thai Food sudah memiliki lebih dari 35 ribu pengikut di media sosial, dan Rahma mempekerjakan tiga orang untuk membantu produksi dan pengantaran. Dalam sebulan, ia bisa meraup omzet hingga Rp 60–80 juta, terutama saat momen spesial seperti Ramadhan atau akhir tahun.
Rahasia Rasa: Otentik, Tapi Masuk Lidah Lokal
Kunci keberhasilan Rahma adalah kemampuannya menjaga keseimbangan antara rasa otentik dan selera lokal. Ia tidak segan menyesuaikan tingkat pedas atau tingkat keasaman sesuai permintaan pelanggan.
“Saya tetap mempertahankan resep aslinya, tapi saya juga nggak keras kepala. Kalau ada yang nggak suka terlalu asam, ya saya sesuaikan sedikit. Yang penting esensinya tetap Thai,” ujarnya sambil tersenyum.
Ia juga rajin mengikuti kelas masak daring dari koki-koki Thailand, dan sesekali mengundang food vlogger untuk mencicipi makanannya. Promosi word of mouth tetap menjadi kekuatan utama bisnisnya.
Rencana ke Depan: Gerai Pertama dan Produk Kemasan
Kini Rahma tengah mempersiapkan gerai kecil di kawasan Sleman, Yogyakarta, yang rencananya akan dibuka akhir tahun ini. Selain itu, ia juga sedang mengembangkan produk ready to eat seperti saus tom yum dan bumbu pad thai dalam bentuk botol.
“Banyak pelanggan dari luar kota yang bilang, ‘Kapan bisa coba juga?’ Akhirnya saya kepikiran buat produk kemasan. Target saya, orang bisa bikin masakan Thailand sendiri di rumah dengan rasa yang autentik,” katanya penuh semangat.
Dari Hobi Jadi Rezeki
Kisah Rahma membuktikan bahwa hobi yang dijalani dengan konsisten, rasa penasaran yang tak pernah padam, dan keberanian untuk mencoba bisa berbuah manis.
“Awalnya saya nggak pernah kepikiran jualan makanan. Tapi ternyata, kecintaan saya pada kuliner Thailand membawa saya ke jalan rezeki yang nggak pernah saya sangka sebelumnya,” ujarnya menutup cerita.
- 0
- By riana