12, Jun 2025
5 Makanan Khas Banten yang Kaya Cita Rasa dan Warisan Budaya

Banten, sebuah provinsi di ujung barat Pulau Jawa, bukan hanya kaya akan sejarah dan keindahan alam, tetapi juga menyimpan khazanah kuliner yang patut dibanggakan. Dengan cita rasa khas Sunda yang berpadu dengan sentuhan pesisir dan budaya agraris, masakan Banten menghadirkan pengalaman rasa yang unik — sederhana, namun mendalam.

Berikut adalah lima makanan khas Banten yang tak hanya menggugah selera, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya masyarakatnya.


1. Rabeg – Gurih Pedas Khas Keraton Banten

Rabeg adalah sajian berbahan dasar daging kambing atau sapi, dimasak dengan rempah-rempah kuat seperti bawang putih, jahe, lada, dan kayu manis. Kuahnya pekat berwarna kecokelatan, dengan rasa gurih yang tajam dan aroma yang menggoda.

Konon, Rabeg berasal dari pengaruh Timur Tengah yang dibawa oleh pedagang Arab ke Banten pada masa Kesultanan. Hidangan ini dulu hanya disajikan di lingkungan keraton, namun kini menjadi menu wajib saat hajatan besar atau hari raya di daerah Serang dan sekitarnya.


2. Sate Bandeng – Inovasi Kuliner yang Unik

Jika biasanya ikan bandeng dikenal penuh duri, di tangan orang Banten, bandeng disulap menjadi sajian yang aman dan lezat: Sate Bandeng. Proses pembuatannya unik — daging ikan dihaluskan, dipisahkan dari durinya, lalu dibumbui dengan rempah-rempah, dimasukkan kembali ke dalam kulit ikan, dan dibakar seperti sate.

Teksturnya lembut, dengan cita rasa manis-gurih yang khas. Sate Bandeng menjadi buah tangan populer dari Serang, sekaligus simbol kreativitas kuliner masyarakat pesisir Banten.


3. Nasi Sumsum – Sajian Langka Penuh Kejutan

Dari namanya saja, Nasi Sumsum sudah membangkitkan rasa penasaran. Hidangan ini terdiri dari nasi yang dicampur dengan sumsum tulang sapi dan dibungkus daun pisang, lalu dibakar di atas bara api. Rasanya gurih, dengan aroma harum daun pisang dan rempah yang meresap dalam setiap butir nasi.

Nasi Sumsum banyak ditemukan di daerah Cilegon dan Pandeglang. Ini adalah contoh bagaimana masyarakat Banten mampu mengolah bagian-bagian hewani yang jarang digunakan menjadi sajian mewah di lidah.


4. Kue Jojorong – Legitnya Tradisi Kuliner Cikoneng

Kue Jojorong adalah kudapan manis khas Banten Selatan, terbuat dari campuran tepung beras, gula merah, dan santan. Disajikan dalam wadah daun pisang yang dibentuk seperti mangkuk, kue ini memiliki lapisan lembut dan lumer, dengan rasa manis yang tidak berlebihan.

Kue ini kerap muncul dalam tradisi selametan atau perayaan adat. Meski sederhana, Jojorong mencerminkan nilai kebersamaan dan kehangatan masyarakat Banten.


5. Sayur Besan – Bukti Persilangan Budaya Betawi dan Banten

Meski identik dengan Betawi, Sayur Besan juga hidup dan berkembang di wilayah Banten, terutama di daerah Tangerang. Hidangan ini berbahan dasar terubuk (kembang rumput liar yang mirip jagung muda), dimasak dengan santan, kentang, wortel, dan terkadang ditambah petai.

Sayur ini punya nilai filosofis tersendiri, biasanya dihidangkan saat prosesi lamaran atau pernikahan, sebagai simbol penerimaan keluarga besar. Rasa gurih santan berpadu dengan tekstur unik terubuk membuatnya sulit dilupakan.


Lebih dari Sekadar Rasa

Kelima makanan khas Banten di atas bukan hanya soal kelezatan. Mereka adalah cerminan sejarah, nilai, dan identitas yang terus hidup dari generasi ke generasi. Dalam setiap suapan, tersimpan cerita tentang migrasi budaya, kreativitas lokal, dan kekuatan tradisi yang masih bertahan di tengah modernisasi.

Bagi siapa pun yang ingin mengenal Banten lebih dekat, jangan hanya datang untuk pantainya atau jejak sejarah Kesultanannya. Duduklah di warung tradisional, cicipi Rabeg atau Sate Bandeng, dan biarkan cita rasa membawa Anda menyelami jiwa masyarakatnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *