
10, Jun 2025
Makanan Khas Banten: Warisan Rasa dari Tanah Jawara
Serang, 9 Juni 2025 — Di balik reputasinya sebagai tanah jawara dengan sejarah panjang perlawanan dan spiritualitas, Provinsi Banten juga menyimpan khazanah kuliner yang menggoda selera. Makanan khas Banten bukan hanya soal rasa, tapi juga sarat makna budaya, tradisi, dan identitas masyarakat yang menjunjung tinggi kebersamaan serta kesederhanaan.
Dari hidangan laut yang mencerminkan pesisir Anyer dan Labuan, hingga sajian pedas nan otentik dari pedalaman Lebak, kuliner Banten menawarkan keberagaman yang belum sepenuhnya dikenal luas oleh publik nasional. Padahal, di setiap sendoknya, ada cerita yang layak dirayakan.
1. Rabeg: Jejak Rasa Timur Tengah di Serang
Rabeg adalah hidangan legendaris yang berasal dari Kesultanan Banten, konon terinspirasi dari masakan Timur Tengah bernama raghab. Dibuat dari daging kambing atau sapi yang dimasak dengan rempah-rempah melimpah seperti lada hitam, kayu manis, kapulaga, dan cengkeh, rabeg menghadirkan cita rasa gurih dan pedas yang hangat.
Di masa lalu, rabeg adalah santapan para bangsawan dan tamu kehormatan di lingkungan keraton. Kini, makanan ini mudah ditemukan di Serang dan sekitarnya, terutama saat Iduladha atau hajatan besar.
“Kalau belum makan rabeg, belum sah ke Banten,” ujar Haji Amin, pemilik warung rabeg legendaris di Pasar Rau, Serang.
2. Sate Bandeng: Ikan Tak Lagi Bertulang
Sate bandeng adalah bukti kreativitas kuliner orang Banten. Ikan bandeng yang dikenal penuh duri diolah dengan cara unik: seluruh isi perut ikan dikeluarkan, kemudian dagingnya dilembutkan, dibumbui rempah khas, lalu dimasukkan kembali ke dalam kulit ikan dan dibakar seperti sate.
Hasilnya? Aroma asap menggoda dengan tekstur lembut di dalam dan kenyal di luar. Tidak ada duri, tidak ada ribet—hanya kenikmatan murni.
Makanan ini biasa dijadikan oleh-oleh khas Banten karena tahan lama dan praktis dibawa pulang.
3. Pecak Bandeng: Pedasnya Menggugah Selera
Kalau sate bandeng adalah versi olahan yang elegan, maka pecak bandeng adalah versinya yang lebih garang dan pedas. Ikan bandeng digoreng kering lalu disiram sambal pecak yang dibuat dari cabai, bawang merah, terasi, dan sedikit air jeruk limau.
Pecak adalah teknik khas Betawi dan Banten yang memperlihatkan kedekatan budaya dua wilayah ini. Bedanya, sambal pecak ala Banten cenderung lebih berani dalam rasa dan aromanya lebih tajam.
4. Sayur Besan: Tradisi dan Kesakralan
Sayur besan biasanya hadir dalam pernikahan adat masyarakat Betawi-Banten. Meski identik dengan Betawi, sebenarnya sayur ini banyak disajikan di wilayah Tangerang yang merupakan simpul pertemuan budaya Sunda dan Betawi.
Berisi tewel (nangka muda), wortel, kentang, dan terong yang dimasak dengan santan kental, sayur ini memiliki rasa gurih manis yang lembut di lidah. Tidak lupa taburan emping dan pelengkap semur menambah kekayaan cita rasa.
5. Ketan Bintul: Hidangan Para Haji
Ketan bintul mungkin terdengar sederhana—ketan yang disajikan dengan serundeng kelapa dan daging sapi. Tapi bagi masyarakat Banten, ini adalah makanan yang sakral, biasa dihidangkan bagi mereka yang baru pulang dari tanah suci.
Penyajian ketan bintul adalah bentuk penghormatan kepada tamu dan wujud rasa syukur. Di bulan Ramadan, makanan ini juga banyak dijual di pasar-pasar takjil sebagai menu buka puasa favorit.
- 0
- By riana